Home » , » Akibat Tidur Setelah Ashar

Akibat Tidur Setelah Ashar

 


Akibat Tidur
Akibat Tidur Setelah ashar



Oleh : Abid Nurhuda


Waktu solat Magrib sudah tiba. Tapi kebanyakan orang bergerak menuju halaman rumah yang kosong, setelah ada peristiwa seorang pencuri kotak amal masjid lari ke dalam rumah angker tersebut untuk bersembunyi dan mengamankan diri. Sehingga Tidak ada azan magrib sore itu sebab semua orang pergi ke rumah kosong lagi angker umtuk mengejar pencuri tadi yang lancang mencemari masjid suci dengan perbuatannya yang buruk dan keji.

Maling sialan! Segera tangkap dia dan adili!

            Rombongan orang tadi berteriak saling sahut-menyahut, sesekali salah satu di antara mereka meneriakkan takbir dan menumpahkan sumpah serapahnya. Ketika sudah semakin dekat dengan rumah kosong tersebut. Harum bunga melati yang tertiup angin dari arah rerimbunan pepohonan di halaman rumah pun tercium oleh mereka, Rumah kosong itu, Konon katanya sering ada penampakan wanita jadi-jadian yang melayang mengitari sekitaran rumah. Ia terbang sambil tertawa dengan cekikian. Namun, untuk saat ini siapa yang mau peduli dengan bau melati? Siapa yang peduli lagi pada hantu wanita jadi-jadian? Massa begitu ramai bahkan di dalamnya itu ada Pak Haji yang terkenal soleh, mana mungkin hantu wanita itu berani menampakkan diri? Harum melatipun makin menyengat sampai-sampai menusuk hidung. Tidak hanya harum tapi juga mendatangkan ketenangan yang membuat begidik. Tidak berselang lama kemudian kebanyakan massa telah sampai di halaman rumah kosong tersebut.

            "Allahhu akbar!" Pak Haji itu langsung mengucap takbir. Pandangan matanya menatap begitu tajam ke awang-awang rumah. Sementara itu warga yang lainya senyap. Beberapa gemetaran, ada juga yang mulutnya sampai menganga. Perempuan jadi-jadian itu muncul, melambung lalu melayang di antara banyak pepohonan rimbun. "Mengapa kalian tidak ada yang ke masjid? Mengapa kalian juga tidak mengumandangkan azan? Bangsaku sudah bersiap menutup telinga rapat-rapat, beberapa sudah bersembunyi karena takut di tempat pembuangan yang kedap lagi bau," kata wanita yang wajahnya tertutup rambut panjang.

 

"Kami mau menangkap dan menghakimi pencuri kotak amal masjid!" jawab Pak Haji sedikit gemetar dengan keringat dingin. "Tidak bisa! Dia mencari perlindungan aman di rumah kami! Wajib bagi kami untuk melindunginya dan memberikan keamanan!" "Setan terkutuk! Sudah terkutuk, malah membela bandit yang kelakuannya terkutuk lagi buruk!" sergah pak haji.

"Kamu lebih terkutuk! Kalian semua terkutuk!" Lecutan kata itu diiringi tawa cekikikan dengan bau harum melati yang bertebaran.

 

"Biar aku bacakan kepadamu ayat-ayat Ilahi! Lekas-lekaslah terbakar dirimu dan enyah kamu ke neraka!" Maka Pak Hajipun membaca ayat kursi diiringi dengan warga yang ikut berdzikir sama-sama. Dengung suara dzikir massa tadi terdengar bagaikan segerombolan lebah. Sayangnya, Tidak lekas terbakar, wanita jadi-jadian itu malah menirukan bacaan ayat kursinya secara fasih dan jelas. "Bagaimana bisa ayat suci Tuhan itu menghiasi lisanmu, bahkan tiap hari kamu membaca berjuz-juz quranmu, tapi tak satu pun yang terselip di hati?" ucap wanita yang kini berpindah duduk di atas dahan pohon beringin. "Apa maksudmu, setan busuk?" kata pak haji, wanita tadi pun menjawab "Aku tahu siapa si pencuri kotak amal itu. Dia cuma anak yatim, Dan Kini bertambah jadi piatu. Ibunya baru saja meninggal seminggu yang lalu, sementara tanah kuburannya masih basah, dan kini kalian mau menghabisinya? Bagaimana bisa kalian tidak mengetahuinya padahal tinggal satu kampung ?" Semua langsung terdiam. Pak Haji jadi makin jengkel dan menjawab "Tapi, bukan berarti dia boleh mencuri!"

 

"Kamu saja bisa mengumumkan kas kotak amal masjid yang puluhan juta itu melalui pengeras suara. Sedangkan anak ini kelaparan, hidupnya kini jadi sebatang kara! Lalu dipergunakan untuk apa saja kas masjid yang puluhan juta itu? Mengapa yang kalian hanya mengutamakan pembangunan masjid saja?" "Kalau masjidnya bagus, indah dan nyaman, ibadah pun jadi tenang." Pak Haji masih agak membela diri, dan gengsi meski nada bicaranya mulai melunak. "Masjid kalian makin megah, indah, makin nyaman, tapi Allah yang kalian sembah itu kehausan, kelaparan, sementara kalian malah tak mau menggubrisnya." Jelas wanita tadi.

 

"Kurang ajar! Beraninya kamu merendahkan Tuhanku Allah. Mana mungkin Allah lapar dan kehausan!" Pak Haji kembali menaikkan tinggi suaranya. Telunjuknya mengacung ke atas langit, tasbihnya terlihat melilit di pergelangan tangannya. "Dalam setiap jiwa yang kehausan dan kelaparan, Allah itu sangat dekat.  Apa kalian tak pernah mengasah hati nurani?" Wanita itu kembali cekikikan sambil melanjutkan penjelasannya yang tadi. Perkataan terakhir wanita itu membuat hati Pak Haji melunak dan melembut secara kaffah. Dahulu, di pondok pesantrennya, ia kerap mendengar hadits qudsi tersebut. Mengapa kini ia malah melupakannya? Tertunduk Pak Haji dalam-dalam. Betapa sangat menyesalnya ia kini. Bau harum melati semakin tidak wajar. Malah semakin membuat pusing dan mual. Beberapa yang tidak kuat menghirup aroma kental itu akhirnya lemas dan pingsan. Pak Hajipun pingsan paling akhir. 

 

"Pak, bangun! Sudah Mahrib. Ayo ke masjid." Bu Haji membangunkan suaminya yang tertidur selepas Ashar. Buru-buru Pak Haji ke masjid dan mengecek kotak amal. Masih pada tempatnya. Pucat muka pria sepuh itu karena mimpi yang terus berkelebat di benak dan pikirannya. Setelah solat magrib, Pak Haji dan beberapa jamaah membongkar kotak amal. Dari hasil yang didapat, sebagian dialokasikan untuk pembangunan, sebagian untuk kesejahteraan umat. Keesokan harinya, pak haji buru-buru membeli sembako dengan uang kotak amal, ditambah uang pribadinya. Ia mendatangi rumah anak yatim yang ada di dalam mimpi. Terseok-seok langkah Pak Haji membopong sekarung beras dan menenteng bingkisan. Beberapa warga menawarinya bantuan untuk membawakan karung beras, tapi Pak Haji menolak. "Ini adalah kelalaianku! Aku membiarkan anak yatim itu kelaparan. Aku sendiri yang harus memikulnya!" Sesampai di depan gubuk tua dan reyot di pinggir sungai, buru2 Pak Haji dan warga dengan sekuat tenaga mendombrak pintu gubuk yang hampir roboh itu karena terkunci dari dalam, dan...... apa yg mereka saksikan,..... Yatim piatu itu telah terbujur kaku di atas sajadah lusuh sambil memegangi perutnya... di hadapannya ada Al Qur'an kecil yg masih terbuka pada surat Al Mukmin ayat 47...

0 comments:

Post a Comment

Hakekat Berkah

Makna Berkah Ananda, seorang siswa, bertanya kepada Gurunya, "Guruku Yang Mulia, tolong terangkan apakah "Berkah Utama" itu?&...

Popular Posts

Hubungi Kami

Name

Email *

Message *

Daily Pray


jadwal-sholat

Topik Terkini

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates