Sempit dan Susah |
Ketika
sanubariku mulai keruh dan tenggelam dalam gelapnya kesulitan dan kesempitan
sanubariku mengaum,
menahan sakitnya benturan permasalahan yang banyak seperti hujan lebat yang terus
mendera tubuhku,
aku berusaha sekuat
tenaga menghindar dan menyelamatkan diri,
namun hantaman kesulitan
malah tindih menindih, hingga membuatku roboh lemah tak berdaya
panca inderakupu
sudah gelap tak memiliki rasa,
mataku terbuka
dan seluruh pemandangan berubah menjadi selubung pekat, gelap yg mengerikan
telingaku
mendengar suara samar namun mendadak bagaikan dihambat dengan ketulian yg kelam
alam
pemikiranku lumpuh, kedua telapak tangan dan jari jariku bergetar, hatiku bagai
hangus terbakar oleh gemuruh lahar kerisauan yang membara
Apa yang bisa
kuperbuat..? karena semua jalan keluar sudah tertutup rapat.., semua orang
tidak peduli atas kesusahan dan raunganku, seakan aku hidup sendiri di alam
ini.
Aku terjatuh
dan terhenyak dalam mimpi diatas tempat tidurku, sesaaat kemudian terdengarlah
suara lirih dari Firman Allah.. "WA NAADAA FIDHULUMAAT.. AN LAA ILAAHA
ILLA ANTA.., SUBHANAKA INNIY KUNTU MINADDHAALIMIIN.., FASTAJABNAA LAHU
WANAJJAYNAAHU MINAL GHAMMI WAKADZAALIKA NUNJIYYIL MU'MININ.."
Akupun tersentak
kaget.. ah..ini adalah Kisah Yunus as.., ketika Allah swt menceritakannya
dengan indah dan jelas dalam kitabnya,
Betapa sempitnya
dan adakah lagi kesempitan dan kebingungan lebih dari yg menimpa Nabiyallah
Yunus as saat itu yang mana ditelan oleh seekor ikan hiu raksasa dan hidup
merangkak didalam perutnya..betapa gelapnya.. betapa busuknya…betapa kalut dan
sempitnya nabi Yunus as saat itu, ditelan oleh seekor ikan besar dan dibawa
kepada kedalaman Samudera raya.
Ia tidak
mungkin bisa memanggil siapapun, tak pula bisa berbuat apapun.. namun hikayat
cerita ini dikisahkan kembali oleh Nya seakan Dia berseru : “Akulah Raja
Tunggal, Maha Penguasa Kegelapan, Akulah yang Maha Menemaninya saat ia dalam
kesendirian, Aku Maha Tunggal Mendengar tangisannya yang sedang terbenam dalam
pekatnya Samudera, Masihkah ada selainku yang bisa mendengar panggilannya.?
Saat itu memang
sudah tak ada lagi yg bisa diharapkan selain Nya, maka Dia menceritakannya
dengan untaian yang begitu indah : "Maka ia Memangil manggil Ku dalam
kegelapan.., kegelapan perut ikan, kegelapan perasaan, kegelapan masalah yang
begitu pekat.. ia pun berkata Tiada Tuhan Selain Mu, Maha Suci Engkau, sungguh
aku dari kelompok hamba yang dhalim..
0 comments:
Post a Comment