Home » , » Asas-Asas Seorang Pendakwah

Asas-Asas Seorang Pendakwah



Asas-Asas Pendakwah



Oleh : Abid Nurhuda



Dasar dan pokok seseorang tatkala berdakwah ke jalan Allah ta'ala adalah Al-Quran dan Hadis yang shahih diatas pemahaman sahabat , Allah ta'ala berfirman :


فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَن يَخَافُ وَعِيد


"Berilah pengingatan kepada orang-orang yang takut akan ancaman (siksaanKu) dengan Al-Qur'an". (Q.S.  Qaf:45)


Dan ini merupakan jalannya Nabi kita dan yang mengikuti beliau dengan baik, Allah ta'ala berfirman:


قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ 


"Dan katakanlah (Wahai Rasul) ini adalah jalanku, yang mengajak menuju Allah ta'ala diatas ilmu yang jelas dan begitu juga orang-orang yang mengikutiku. (Q.S Yusuf:108)


Dan makna Bashirah pada ayat diatas adalah ilmu dan dalil, berkata Asy-Syiqinthi Rahimahullah:


((عَلَىٰ بَصِيرَةٍ)) ﺃﻱ ﻋَﻠَﻰ ﻋِﻠۡﻢٍ ﻭَﺩَﻟِﻴۡﻞٍ ﻭَاﺿِﺢٍ


"Yaitu diatas ilmu dan dalil yang jelas". Lihat Adhwaul Bayan pada tafsir ayat 108, disurat Yusuf. 


Dan yang diinginkan dengan ilmu secara mutlak didalam islam adalah ilmu syar'i, berkata guru kami, Asy-Syaikh Muhamad bin Abdullah Al-Imam Hafidzallah:


إِذَا أُطۡلِقَ الۡعِلۡمُ فِي الۡقُرۡآنِ وَالسُّنَّةِ فَالۡمُرَادُ بِهِ الۡعِلۡمُ الشَّرۡعِي


"Jika disebutkan ilmu secara mutlak (tanpa disandarkan pada sesuatu) dalam Al-Quran dan As-Sunnah maka yang diinginkan adalah ilmu syari". 

Lihat Raf'ul 'Ilm:20. 


Maka hendaknya kita berdakwah dengan menyampaikan dalil sesuai kemampuan kita, walaupun satu ayat, satu hadis, ataupun semisalnya, tapi jangan menyampaikan sesuatu yang dhaif dan tidak benar penisbahannya pada Nabi, sebagaimana hadis Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhuma,  bahwa Nabi  bersabda:


 بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَة وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ


 "Sampaikan dariku walaupun hanya  satu ayat, dan barang siapa sengaja berdusta atasku, maka hendaknya dia  bersiap-siap untuk mengambil tempat duduknya di dalam neraka". Diriwayatkan Imam Bukhari (3461). 


Dan jangan menjadikan puisi, perkataan guru kita , kiai, kalimat yang kita buat-buat ataupun lainnya, sebagai dasar dalam berdakwah, karena yang demikian hanya digunakan untuk membantu kita dalam memahami dalil bukan sebagai pokok, sebagaimana garam hanya digunakan sebagai penyedap makanan, dan bukan sebagai makanan pokok. 


والله أعلم بالصواب

0 comments:

Post a Comment

Hakekat Berkah

Makna Berkah Ananda, seorang siswa, bertanya kepada Gurunya, "Guruku Yang Mulia, tolong terangkan apakah "Berkah Utama" itu?&...

Popular Posts

Hubungi Kami

Name

Email *

Message *

Daily Pray


jadwal-sholat

Topik Terkini

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates