Home » , , » Balasan Berkali-kali Lipat

Balasan Berkali-kali Lipat



Setelah Kesulitan
Bahagia Setelah Musibah



Oleh : Abid Nurhuda


Imam Fudhail bin Iyadh ra. berkata, “Sesorang pernah bercerita kepadaku, “Ada seorang laki-laki miskin keluar dari rumahnya dengan membawa kain, lalu ia menjualnya seharga 1 Dirham. Uang itu akan dimanfaatkan untuk membeli tepung untuk membuat roti. Dalam perjalanan untuk membeli tepung, ia bertemu dengan dua orang yang sedang berkelahi. Masing-masing memegang kepala lawannya. 


‘Apa yang terjadi?’ tanya laki-laki itu. 


Ada yang menjawab, ‘Mereka bertengkar untuk memperebutkan uang 1 Dirham.’ 


Laki-laki itu kemudian memberikan uang 1 Dirham hasil penjualan kain kepada dua orang yang berkelahi itu. Kini ia tidak memiliki uang sama sekali. 


Laki-laki itu kemudian pulang kerumah menemui istrinya. Ia menceritakan apa yang baru saja terjadi. Istrinya kemudian mengumpulkan barang-barang yang bisa dijual. Setelah terkumpul, laki-laki itu kembali pergi ke pasar untuk menjualnya. 


Barang-barang yang dibawanya Itu sudah tampak tua dan kusam, sehingga tidak ada yang mau membelinya. 


Dalam perjalanan, ia bertemu seorang laki-laki yang menjual seekor ikan yang tampak sedikit membusuk. 


Si penjual ikan berkata, ‘Saudaraku, kita sama-sama membawa barang yang tidak laku, maukah engkau menukarkan barang-barangmu itu dengan ikan yang aku bawa ini?’ 


Laki-laki itu tidak keberatan. Ia kemudian menukarkan ikan tersebut dengan barang-barangnya, dan pulang membawa ikan itu kerumah. 


Setelah pulang dengan membawa ikan tersebut, ia berkata kepada istrinya, ‘Bersihkanlah ikan ini, lalu masaklah!’ Kita sudah sangat lapar krena sudah berhari-hari tidak memiliki makanan!” 


Sang istri pun segera membersihkan ikan, dan mengeluarkan kotoran yang ada dalam perut ikan. Ma sya Allah, ia mendapati sebuah batu mutiara di dalam perut ikan. 


Sang istri pun berkata, ‘Suamiku, aku mendapati sebuah benda kecil dari dalam perut ikan. Besarnya sedikit lebih kecil dari telur ayam, bentuknya seperti telur merpati.’


‘Mana benda itu? Biar aku lihat!’


Lelaki itu kemudian memeriksa benda yang diberikan istrinya. la nyaris pingsan melihatnya, ‘Kukira ini adalah batu permata.’ Katanya pada istri. 


‘Tahukah engkau, berapa harganya?’ tanya istrinya. 


‘Tidak, tapi aku kenal dengan orang yang bisa menaksir harganya.’ 


Kemudian lelaki itu mengambil batu permata itu. Ia menemui sahabatnya yang memiliki toko permata. Setelah mengucapkan salam, dan sahabatnya menjawab salamnya, ia duduk di samping sahabatnya itu, lalu menceritakan kisah batu permata, kemudia ia berkata, ‘Tolong taksir berapa harganya?’


Sahabatnya kemudian mengamati batu permata itu dengan teliti. ‘Aku mau membelinya seharga 40.000 Dirham. Jika kamu berkenan menjualnya, maka akan kubayarkan sekarang. Tapi, jika kamu menginginkan harga lebih, juallah pada sifulan, dia akan memeberikan harga yang lebih baik. 


Laki-laki itu kemudian pamit, dan pergi menemui pedagang permata yang telah disebutkan sahabatnya. Sesampainya di sana, ketika pedagang itu mengamati batu permata tersebut, sang pedagang kemudian berkata, ‘Kutaksir harganya 80.000 Dirham. Namun jika engkau menginginkan harga lebih, maka engkau bisa menemui pedagang permata di ujung sana (pedagang itu menunjukkan jarinya kea rah sebuah toko permata), dia mungkin akan memeberikan harga yang lebih baik.” 


Laki-laki itu pun membawa batu permata kepada pedagang permata yang ditunjukkan itu. Sesampainya di sana, ketika pedagang itu melihat permata yang ditawarkan, ia kemudia berucap, ‘Kutaksir harganya 120.000 Dirham, dan menurutku tdak ada orang lain yang sanggup menghargainya lebih dari itu.’ 


‘Baiklah’ kata si leki-laki pemilik permata. Batu permata itu ditimbang, dan pedagang memberinya 12 kantong. Setiap kantong berisi uang masing-masing 10.000 Dirham. Setelah itu, laki-laki tersebut pulang ke rumahnya. 


Setibanya di rumah, di depan pintu rumahnya ada seorang pengemis yang sudah menunggu. Laki-laki tersebut, mengajakanya masuk kedalam rumahnya, kemudian menceritakan kisahnya kepada si pengemis. Laki-laki itu kemudian berkata, ‘Demikianlah kisahku. Ambillah separuh uang ini untukmu?’ Ia kemudian menyerahkan 6 kantong uang yang dimilikinya. 


Si pengemis mengambil 6 kantong tersebut, lalu pergi dari rumah itu. Namun belum lagi Ia jauh pergi, Ia kembali lagi kerumah laki-laki tadi. Si pengemis itu lalu berkata, ‘Aku bukanlah orang miskin. Aku hanya ditugaskan oleh Rabbmu Allah _Subhanahu wa Ta’ala_ yang telah mengganti 1 Dirham yang engkau berikan dengan 20 Qirath. Dia berikan kepadamu di dunia 1 Qirath, dan Dia simpan untukmu (sebagai bekal) yang 19 Qirathnya.’


Wallahu A'lam Bishawab



(Kitab Al Farroj Ba'da Syiddah Karya Attanukhi)


0 comments:

Post a Comment

Hakekat Berkah

Makna Berkah Ananda, seorang siswa, bertanya kepada Gurunya, "Guruku Yang Mulia, tolong terangkan apakah "Berkah Utama" itu?&...

Popular Posts

Hubungi Kami

Name

Email *

Message *

Daily Pray


jadwal-sholat

Topik Terkini

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates