Sebab Buruknya Akhlaq |
Oleh : Abid Nurhuda
كثرة العتاب
يقطع الود ويورث الصد: "لا يجب على العاقل أن يناقش على تصحيح الإعتاب
بالإكثار، مخافة أن يعود المعاتب إلى مَا عوتب عَلَيْهِ؛ لأن من عاتب على كل ذنب
أخاه، فخليق أن يمله ويقلاه، وإن من سوء الأدب كثرة العتاب، كما أن من أعظم الجفاء
ترك العتاب، والإكثار من المعاتبة يقطع الود، ويورث الصد" (ص191).
Banyaknya
teguran akan menghilangkan kecintaan dan akan di kucilkan, tidak diwajibkan
bagi orang yang berakal untuk terus menerus menegur, karena khawatir orang yang
menegur malah melakukan perbuatan (apa yang menjadi teguran tersebut). Dan
barang siapa yang menegur tiap dosa saudaranya, niscaya dia akan terbesit untuk
melakukannya sehingga malah meremehkan hal tersebut. Sesungguhnya termasuk
buruknya adab seseorang adalah banyak menegur sebagaimana pengucilan yang
paling besar adalah disaat meninggalkan teguran, memperbanyak teguran akan
memutuskan cinta dan menghasilkan pengucilan.
قَالَ علي بن أبي طالب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ:
"لا تُكْثِرِ الْعِتَابَ، فَإِنَّ الْعِتَابَ يُورِثُ الضَّغِينَةَ
وَالْبَغْضَةَ، وَكَثْرَتُهُ مِنْ سُوءِ الأَدَبِ" (ص191).
Ali bin abi
tholib berkata “Janganlah kamu sering mencela, sesungguhnya mencela itu
menghasilkan kebencian dan kedengkian, lalu kebanyakan dari hasilnya adalah
buruknya perangai/ akhlaq.
قبول اعتذار المعتذر: "الواجب على العاقل
إذا اعتذر إليه أخوه بجرم مضى، أو لتقصير سبق، أن يقبل عذره، ويجعله كمن لم
يذنب" (ص192).
Diterimanya
Permintaan Maaf, Kewajiban bagi orang yang cerdas dan berakal adalah jika
saudaranya meminta maaf akan sebuah kesalahan hendaknya seperti angin saja atau
menganggapnya itu adalah masa lalu yang enteng, sehingga langsung menerima
maafnya dan buatlah (orang yang meminta maaf tadi) seperti orang yang tidak
punya dosa.
0 comments:
Post a Comment